I Heart Thee

 I Heart Thee

Cerita tentang dua insan dari dua dunia berbeda.

gambar: https://www.instagram.com/fiersabesari

Judul: 11.11
Penulis: Fiersa Besari
Penyunting: Juliagar R. N.
Penyunting Akhir: Fenisa Zahra
Desainer cover: Budi Setiawan
Penata letak: Didit Sasono
Diterbitkan pertama kali oleh: mediakita
Tahun terbit : 2018
ISBN : 978-979-794-596-5
Harga: 88.000,-


Sinopsis Novel "11:11"
Selang satu tahun setelah Albuk (album buku) pertamanya berjudul “Konspirasi Alam Semesta” tahun 2017. Lahir Albuk kedua dengan judul “11:11”. Berbeda dengan Albuk “Konspirasi Alam Semesta”, yang alur ceritanya besautan antara bab demi bab. Albuk ”11:11” memiliki sebelas sub judul berupa cerita pendek dengan judul dan kisah yang berbeda-beda dan tidak saling berkaitan. Kesebelas sub judul tersebut adalah Ainy, Melangkah Tanpamu, Acak Corak, Home, Samar, Temaram, Kala, Glimpse, Harapan, I Heart Theedan Senja Bersayap.



I Heart Thee

Pada halaman blog ini, secara khusus menelaah lebih dalam cerita "I Heart Thee" sebuah kisah romance yang tidak biasa. Dalam "I Heart Thee"  menceritakan sosok bidadari yang jatuh cinta pada manusia, cinta yang tak mungkin terwujud. Dimana Adabana yang masih dikategorikan anak-anak mencintai Nirmala yaitu wanita yang umurnya jauh diatasnya. Tetapi disaat mereka terpisahkan jarak antara bumi dan negeri di atas awan, Adabana tidak setia pada Nirmala dan menikah dengan gadis lain. Namun Adabana berani jujur kepada Nirmala walau itu menusuk hati Nirmala, tapi di sisi lain Nirmala tersenyum bahagia karena dia sudah menemukan kepastian dan dia bisa melanjutkan hidupnya yang baru masih panjang terbentang.

Unsur Pembangun dalam cerita "I Heart Thee" dalam Novel "11:11":

1. Tema

Tema dalam sebuah karya sastra, fiksi, hanyalah merupakan salah satu dari sejumlah unsur pembangun cerita yang lain yang secara bersama membentuk sebuah kemenyeluruhan. Bahkan sebenarnya, eksitensi tema itu sendiri amat bergantung dari berbagai unsur yang lain. Hal itu disebabkan tema, yang notabene “hanya” berupa makna atau gagasan dasar umum suatu cerita, tidak mungkin hadir tanpa unsur bentuk yang menampungnya. Dalam cerita ini memiliki tema: Penantian dan Pengorbanan cinta.

2. Plot

Dalam albuk "11:11" karya Fiersa Besari, khususnya cerita yang berjudul I Heart Thee menggunakan teknik plot lurus, progresif. Plot sebuah novel dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa-peristiwa yang pertama diikuti oleh (atau: menyebabkan terjadinya) peristiwa-peristiwa yang kemudian. Atau, secara runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir (penyelesaian). 

3. Tokoh dan Penokohan

- Nirmala, sosok bidadari yang setia dan rela berkorban
- Adibana, seorang anak manusia yang jujur tetapi tidak setia

4. Sudut Pandang 

Sudut pandang, point of view, viewpoint, merupakan salah satu unsur fiksi yang oleh Stanton digolongkan sebagai sarana cerita, literary device. Walau demikian, hal itu tidak berarti bahwa perannya dalam fiksi tidak penting. Sudut pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya, sebab pemilihan sudut pandangakan berpengaruh terhadap penyajian cerita. Reaksi afektif pembaca terhadap sebuah cerita fiksi pun. Dalam cerita ini penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga dan orang pertama.

5. Keunggulan dan Kekurangan

Berbicara tentang keunggulan, sudah tidak diragukan lagi penulis mampu mengajak pembaca benar-benar larut dalam setiap kalimat ceritanya. Bahasa yang mudah dimengerti, jalan cerita yang menarik dan tidak mudah ditebak, hingga pesan humanitis yang diakhir cerita.
Untuk kekurangannya, menurut saya pribadi cerita kehidupan Nirmala di dunia atas awan kurang mendalam.

6. Pesan Moral

Penulis memberikan pesan bahwa cinta harus diperjuangkan dengan sepenuhnya, seperti Nirmala yang rela meninggalkan titahnya sebagai putri raja menjadi manusia biasa. Menerima kejujuran walaupun itu menyakitkan.

"Kejujuran adalah sebilah pisau terasah tajam yang siap menusuk dada orang-orang yang tidak siap menghadapinya."
"11:11", hal. 272




Komentar